Namunanehnya, kebanyakan manusia lebih mengedepankan kehidupan dunia, meninggalkan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta'ala befirman: كَلاَّ بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ {20} وَتَذَرُونَ اْلأَخِرَةَ {21} "Bahkan kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia—Dan meninggalkan (kehidupan
Wahai saudaraku...'...Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta' الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ.“ Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?”.QS Al An’am 32..Inilah hakikat kehidupan dunia dan hakikat kehidupan akhirat..Adapun Hakikat kehidupan dunia maka ia hanyalah permainan dan senda gurau belaka..Permainan bagi badan dan sendau gurau bagi hati..Maka hati-hati terpikat kepadanya, jiwa-jiwa cinta kepadanya dan harapan-harapan terikat kepadanya..Dan kesibukannya kepada dunia seperti permainan anak kecil..Adapun akhirat maka lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa..Dari segi dzat dan sifatnya, dalam kekekalan yang dan kelanggengannya didalamnya terdapat apa yang disukai oleh jiwa, yang menyenangkan pandangan dari berbagai kesenangan kesenangan hati dan ruh..Penuh kebahagiaan dan kegembiraan..Akan tapi dia bukan untuk setiap orang tapi untuk orang-orang yang bertakwa yang melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-laranganNya..“ Maka apakah diri ini tidak memikirkanya ”.
HakikatDunia Sebagai Sarana Kebaikan Akhirat. 03 Sep 2021 09:34 WIB. 437. . Bagi orang beriman, tiada waktu yang boleh terlewat sedikit pun di dunia ini kecuali harus bernilai ibadah sebab dunia ladang akhirat. "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu yaitu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
Pengetahuan tentang akhirat ilustrasi. Kehidupan di dunia ini sebenarnya adalah kehidupan menuju akhirat. Ia adalah jembatan yang mesti dilalui oleh setiap manusia sebelum menempuh alam akhirat. Bahasa sederhananya, kehidupan dunia adalah medan persediaan dan persiapan untuk menuju kehidupan akhirat yang kekal sepanjang zaman. Ar-Raghib mengatakan, Kekal adalah terbebasnya sesuatu dari segala macam kerusakan dan tetap dalam keadaan semula.” Kehidupan dunia ini merupakan jembatan penyeberangan, bukan tujuan akhir dari sebuah kehidupan, melainkan sebagai sarana menuju kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehidupan akhirat. Karena itu, Alquran menamainya dengan beberapa istilah yang menunjukkan hakikat kehidupan yang sebenarnya. Pertama, al-hayawan kehidupan yang sebenarnya. Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka mengetahui.” QS al-Ankabut [29] 64. Kedua, dar al-qarar tempat yang kekal. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara, dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” QS Ghafir [40] 39. Ketiga, dar al-jaza’ tempat pembalasan. Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allahlah yang benar lagi yang menjelaskan segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya.” QS an-Nur [24] 25. Keempat, dar al-muttaqin tempat yang terbaik bagi orang yang bertakwa. Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?’ Mereka menjawab Allah telah menurunkan kebaikan.’ Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat pembalasan yang baik. Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik, dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.” QS an-Nahl [16] 30. Dengan demikian, setelah manusia mengetahui akan hakikat kehidupan yang sebenarnya, mereka akan memberikan perhatian yang lebih besar pada kehidupan akhirat yang kekal daripada kehidupan dunia yang fana ini. Sebab, Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang.” QS ad-Dhuha [93] 4. Oleh karena itu, Sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu. Mereka mengatakan Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci, dan mereka kekal di dalamnya.” QS al-Baqarah [2] 25. Wallahu a’lam. sumber Imam Nur Suharno
Hakikatdunia adalah negeri yang sementara, bukan negeri keabadian. Jika kita memanfaatkan dunia dan menyibukkannya dengan ketaatan kepada Allah Ta'ala, maka kita akan memetik hasilnya di akhirat kelak. Adapun jika kita menyibukkannya dengan syahwat, maka kita akan merugi, baik di dunia, apalagi di akhirat. Hal ini sebagaimana firman Allah Taala, خَسِرَ الدُّنْيَا
JAKARTA - Allah SWT pasti memiliki alasan dalam setiap penciptaan makhluk-Nya. Termasuk manusia yang diciptakan dengan berbagai fungsi dan tujuannya. Ustaz Ali Ahmad, pembicara kajian keislaman di Masjid Nabawi Islamic School, pun meng ungkapkan awal penciptaan Nabi Adam AS. Ia menyebut, kisah penciptaan ma nusia pertama ini tertuang dalam surah al-Baqarah ayat 30-37. "Dalam surah itu Allah menyebut kepada Malaikat bahwa penciptaan manusia ini sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah ini bukan berarti pengganti Allah. Khalifah ini bermakna makhluk yang diciptakan silih berganti," ujar dia, belum lama ini. Mendengar rencana Allah SWT, malaikat pun menunjukkan kekhawatirannya. Malaikat mempertanyakan alasan Allah menciptakan makhluk yang silih berganti, tapi membawa kerusakan di muka bumi ini. Allah SWT tetap pada ke putusan-Nya dan berkata, "Sesung guh nya Aku mengetahui apa yang tidak ka mu ketahui." Sebelum manusia diturunkan di dunia, ada makhluk yang telah lebih dulu hidup di muka bumi. Makhluk itu adalah jin. Jin pun disebut sebagai makhluk yang silih berganti. Dalam penciptaan makh luk pun, jin merupakan yang pertama diciptakan sebelum manusia. Jin diciptakan dari api yang sangat panas. "Ma laikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan ciri-cirinya untuk kalian," Hadist Shahih Muslim. Penciptaan manusia pertama ini diki sahkan berasal dari tanah, lalu generasi berikutnya berasal dari air mani. Allah SWT bersabda dalam surah al-Qiyamah ayat 36, "Apakah manusia mengira, bah wa ia akan dibiarkan sia-sia begitu saja?" Dalam surah al-Mukminun ayat 115 Allah juga berfirman, "Maka, apakah ka mu mengira, sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" "Persoalan hamba dan Allah bukan bagaimana hamba ini menunjukkan cintanya pada Allah. Tapi, bagaimana ia mendapatkan cinta Allah. Bagaimana ia bisa mendapatkan cinta dari apa yang ia cintai," ujar Ustaz Ali. Untuk memperoleh cinta dari Allah, seseorang itu harus melakukan berbagai cara. Ada banyak usaha yang harus dila kukan untuk meraih perhatian-Nya. Ke matian bukanlah satu-satunya cara men dapatkan cinta Allah, apalagi memi lih mati karena merasa tertekan dengan kehidupan. Meski demikian, kematian sejatinya adalah hakikat yang akan terjadi pada manusia. Allah SWT telah berfirman, "Semua yang Ia ciptakan akan kem bali kepada-Nya." Yang perlu dila kukan oleh manusia adalah mempersiapkan kematian itu. "Kematian adalah hal yang pasti, tetapi manusia tidak pernah mempersiapkannya. Yang ada manusia mempersiapkan masa depan yang belum pasti. Bahkan, menggadaikan waktu dan diri sendiri," lanjut dia. Ustaz Ali lalu meng ajak jamaah untuk mulai diri sendiri, dengan cara merubah cara berpikir. Yang awalnya berpikir dari dunia untuk dunia, kini diubah menjadi dari dunia untuk akhirat. Salah satu cara untuk mempersiapkan kematian dan kehidupan setelahnya adalah dengan menjalankan amanat yang diberikan oleh Allah. Salah satunya adalah dengan beribadah kepada-Nya. Dalam surat al-Ahzab ayat 72, Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat ibadah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, se mua nya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia." Keutamaan amalan umat Islam yang menjadi amanah adalah shalat lima waktu dalam sehari. Jika amanah ini dipenuhi, surga dijanjikan seluas langit dan bumi. Perihal keutamaan ibadah manusia kepada Allah SWT ini juga di tuliskan dalam surat lainnya. Dalam surah adz-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku" Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik dan sempurnanya bentuk. Tugas manusia pun hanya satu, beribadah kepada-Nya. Untuk melaksanakan ibadah ini, membutuhkan ilmu dan akal. Dua hal ini juga diberikan kepada Allah untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak me nge tahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." QS an-Nahl ayat 78. Ustaz Ali mengingatkan jamaah yang hadir untuk menggunakan apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Amal, ilmu, dan akal yang ada merupakan berkah yang patut disyukuri dan digunakan untuk kebaikan. Hakikatnya dalam kehidupan, tiga hal ini dimanfaatkan untuk mempersiapkan bekal bagi hari akhir. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
. 27 358 326 126 471 314 4 296
hakikat kehidupan dunia dan akhirat